Siaran Pers: KPCDI Mengkritik Menteri Kesehatan yang Tidak Memperhatikan Nasib Pasien Gagal Ginjal

Ketua Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia (KPCDI) mendesak pemerintah segera membentuk Lembaga Donor Organ, termasuk di dalamnya organ ginjal. Dengan adanya lembaga ini, transplantasi ginjal akan ada yang mengkoordinir dan mengelola dengan regulasi yang jelas. Selain itu, akan semakin banyak jumlah pasien yang akan melakukan cangkok ginjal, karena ada sebuah lembaga yang menghimpun donor yang diakui legalitasnya untuk menghindari praktik jual beli organ yang sampai saat ini masih banyak kita temui dipasar gelap. Bukan hanya itu saja, si pendonor juga dilindungi secara hukum.

Pernyataan ini disampaikan Tony Samosir dalam acara Kopdar (Kopi Darat) yang digelar Komunitas Pasien Cuci darah Indonesia (KPCDI) dengan bekerjasama AvShunt Indonesia, Minggu (15/4/2018). Bertempat di Taman Wiladatika Cibubur, yang diikuti sekitar 200 pasien gagal ginjal se-JABODETABEK. Selain bertemu, berdiskusi dan sharing pengalaman, panitia juga mengadakan berbagai lomba. Diharapkan Kopdar ini bisa meningkatkan persaudaraan dan solidaritas di kalangan pasien cuci darah.

Lebih lanjut, Ketua KPCDI yang juga pasien cuci darah yang sudah cangkok ginjal ini, dalam pidatonya menuntut pemerintah memperhatikan kepentingan pasien gagal ginjal. “IBu Menteri Kesehatan, cuci darah saja tidak cukup. Berikan kami hak atas obat-obatan!” serunya.

 

Tony Samosir juga mengkritik sistem rujukan yang baru, dianggap terlalu berbelit-belit dan menyusahkan pasien cuci darah dimana keadaan fisik mereka yang rata-rata lemah. “Kami ini harus seumur hidup cuci darah. Kenapa kami harus memperbaharui rujukan setiap tiga bulan? Selain memberatkan kami, hanya akan semakin membuat rumah sakit penuh dan jumlah antrian yang panjang,” pungkasnya.***

Pengurus Pusat
Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia (KPCDI)

Ketua Umum: Tony Samosir (081380502058)
Sekjen: Petrus Hariyanto (081310639319)

Leave a Reply