Tingkat Harapan Hidup Pasien Transplantasi Ginjal Mencapai 95,5%

Transplantasi ginjal atau yang lebih dikenal oleh orang awam dengan cangkok ginjal adalah terapi yang paling ideal bagi pasien Gagal Ginjal Kronik (GGK). Apabila seseorang telah divonis Penyakit GGK maka hanya ada 3 cara yang dilakukan untuk mengatasinya, yaitu dengan terapi Hemodialisis (cuci darah), Peritoneal Dialisis (cuci perut mandiri) dan Transplantasi Ginjal. Untuk Transplantasi Ginjal angka harapan hidup lebih tinggi dari terapi lainnya. Dalam satu tahun, angka harapan hidup pasien transplantasi ginjal mencapai 95,3 persen, dibandingkan pasien dialisis (cuci darah/cuci perut) yang hanya mencapai 90,6 persen. Bila dihitung dalam kurun waktu 10 tahun, maka angka harapan hidup pasien dengan transplantasi ginjal juga masih tinggi mencapai 78,8 persen, dibandingkan pasien dengan dialisis yang jauh merosot tajam mencapai hanya 39.8 persen.

Pernyataan ini disampaikan oleh Dr. M. Bonar H. Marbun, SpPD-KGH, saat menyampaikan presentasinya dalam seminar awam yang dihadiri lebih dari 150 peserta yang bertempat di sebuah resto dibilangan Jakarta Pusat, Minggu (4/1/2018). Seminar tersebut mengambil tema “Transplantasi & Donor Ginjal? Siapa Takut”, yang diselenggarakan oleh Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia (KPCDI) yang bekerjasama dengan Novartis Indonesia.

Ia menjelaskan bahwa di RSCM dalam kurun waktu 10 tahun belakangan ini sudah melakukan operasi transplantasi ginjal sebanyak lebih dari 500 orang pasien. “Problem yang dihadapi bukan dari sisi medis atau dari dokter dan rumah sakit, tetapi dari sisi non medis, dimana jumlah donor sangat sedikit sementara kebutuhan untuk transplantasi setiap tahun meningkat, termasuk banyak orang yang belum mendapat informasi tentang transplantasi yang benar sehingga takut untuk menjadi donor.” ungkapnya.

Lebih lanjut, dokter Spesialis Ginjal dan Hipertensi ini mengungkapkan, di Indonesia, transplantasi ginjal lazimnya adalah dari pendonor yang masih hidup, sementara donor mati (cadaver) belum ada. Padahal, menurutnya di luar negeri untuk donor mati sudah biasa dilakukan. Jumlahnya sangat banyak, bahkan cangkok ginjal dari organ hidup hanya sepertiganya. “Memang belum ada organisasi atau badan yang mengatur tentang donor mati di Indonesia, sehingga belum bisa dilakukan transplantasi ginjal dari organ mati,” sesalnya.

Wakil Ketua Tim Transplantasi Ginjal di RSCM itu juga mengatakan, untuk mendapatkan donor hidup bisa dari keluarga kandung, pasangan, orang tua, teman kerja, sahabat, anggota keagamaan, dan lain sebagainya. Syaratnya adalah minimal donor 18 tahun, mempunyai fungsi ginjal normal, mendapat informasi yang jelas terkait transplantasi serta kompeten untuk mengambil keputusan dan persetujuan tindakan. Untuk donor hidup juga lebih diutamakan karena mempunyai harapan hidup yang panjang dan dapat melihat kecocokan genetik keduanya (donor dan penerima). “Donor hidup itu lebih baik dari pada donor mati. Kenapa? Karena tingkat persiapannya lebih matang untuk si pendonor dan penerima terutama dari sisi psikologis,” ungkapnya

Sementara itu, Ibu Neneng Nursadah, pendonor ginjal dari Bandung mengatakan bahwa keiklasan dirinya untuk mendonorkan ginjalnya kepada adiknya bukan karena keberanian semata. “Saya mampu melakukan ini karena saya betul-betul memahami persoalan menjadi seorang pendonor ginjal. Saya rajin bertanya ke dokter dan rajin membaca artikel tentang hal itu,” ungkapnya.

Sudah lebih dari empat tahun Neneng hanya mempunyai satu ginjal, tapi masih tetap sehat dan bugar. “Saya masih bekerja menjadi Event Wedding Organizer. Tentu bisa dibayangkan beratnya pekerjaan itu apalagi dalam sehari ada lebih dari satu perayaan pernikahan. Tak lupa, setiap tahunnya saya rutin mengontrol kesehatan terutama jumlah kreatinin dan ureum saya, dan Alhamdulillah semuanya normal,” ujarnya.

Sedangkan Pak Leo Setiadi, 65 tahun, dalam kesaksian itu menyatakan bahwa dia mampu bertahan hidup sampai 37 tahun setelah menjalani operasi cangkok ginjal. “Tahun 2016 saya mendapat rekor MURI (Museum Rekor Indonesia). Hal itu karena di Indonesia belum ada pasien transplantasi ginjal bisa hidup selama itu, dan saya melakukan transplantasi pada usia 28 tahun,” pungkasnya. (Peter Hari)

Leave a Reply