⁠⁠⁠Mari Bangun Cabang KPCDI Sebanyak Mungkin

Minggu pagi ini (7/5/2017), empat pengurus pusat, dengan mengendarai mobil melaju menuju Bekasi. Kalau Minggu sebelumnya Tony Samosir dan Donnny terbang ke Yogya untuk menghadiri Kopi Darat (Kopdar) KPCDI di sana, kali ini ditambah aku dan Pak Jimi menghadiri Kopdar KPCDI Cabang Bekasi.

Apa yang dilakukan Pengurus Pusat ini merupakan program konsolidasi organisasi. Hal ini adalah konsekuensi dari sebuah komunitas yang telah mengambil jalan organisasinya berbentuk perkumpulan. Sengaja kami memilih ini, dan mengapa tidak memilih yayasan, karena perkumpulan lebih egaliter dan lebih menjamin partisipasi penuh anggotanya.

Pembentukan cabang adalah salah satu upaya agar anggota bisa berpartisipasi aktif dalam organisasi. Dengan cabang, bahkan nanti sampai struktur Unit Hemodialisa (HD), anggota bisa menyalurkan pikiran dan tenaga untuk kepentingan dan kesejahteraan pasien gagal ginjal.

Tepat Pukul setengah sebelas mobil yang membawa kami keluar tol Bekasi Barat. Dari sana kami harus berjuang menuju tempat acara karena jalannya sempit dan banyak belokan. Sengaja teman-teman memilih rumah Bu Neneng agar menghemat biaya.

“Aku tawarkan kumpul di rumahku saja. Kalau di mall nanti iurannya bisa di atas Rp 50 ribu. Kalau ini cukup Rp 20 ribu saja,” tulisnya di group WhatsApp KPCDI Cabang Bekasi.

Dan benar, ketika kami sampai di sana, Nia dan Ibunya sedang menurunkan makanan. Ada sayur asem, ayam goreng, tumis cumi asin dibalut dengan ikan asin. “Mamanya Nia yang masak. Mereka sering melayani catering,” ujar Dian.

Tak lama berselang, Hendra dan istrinya bawa peyek kacang. Ada juga yang membawa puding dan roti bolu. Sedangkan tuan rumah menyediakan nasi, gorengan dan es batu berbaskom-baskom, masih ditambah aqua gelas yang membeku. Jangan ditanya es adalah menu utama bila pasien gagal ginjal bertemu. Irwin melengkapi dengan membawa teh berbotol-botol. Sungguh sempurna jamuan acara kali ini.

Acara di awali makan siang. Dengan menu yang menggiurkan itu membuat saya nambah makannya. Tak lupa sruput es tehnya. Baru berapa teguk, yang lain sudah pada ribut. “Ayo HD-nya masih lama,” ucap Donny.

Lain halnya dengan Pak Jimmy. Dia justru memamerkan kemampuan minumnya. Satu gelas es teh belum cukup. Dia nambah dua gelas es sirup dengan rasa jeruk. Yang lain hanya bisa memandang iri. Bagi Pak Jimmy no problem minum tiga gelas. Empat bulan lalu dia sudah cangkok ginjal. “Makanya, kalian cepat transplantasi-lah. Biar seperti aku,” ucap pria Pontianak ini yang tugasnya memberi konsultasi bagaimana langkah-langkah transplantasi ginjal.

Terbentuk Pengurus Cabang

Walaiu sehabis makan mengantuk, para peserta tetap antusias mendengar Ketua Umum dan Sekjen mempresentasikan visi missi dan AD ART KPCDI.

“Hari ini harus ada pemilihan Pengurus. Cabang Bekasi harus melengkapi susunan pengurusnya,” ujar Pak Hari.

Tony, fokus memberi arahan bagaimana nantinya KPCDI Bekasi harus mampu melakukan advokasi. ” Nanti Nia yang sekarang terpilih menjadi sekretaris, harus belajar membuat surat yang ditujukan kepada BPJS, Dinas Kesehatan, dan PERNEFRI,” kata Tony.

Kalau biasanya diskusi soal medis, kali ini Kopdar banyak mengupas beberapa pasal dalam AD ART KPCDI. Setiap anggota KPCDI harus memahami konstitusinya. Karena syarat menjadi anggota KPCDI adalah menyetujui AD ART.

Susunan kepengurusan cabang Bekasi adalah;

Ketua; Irwin
Sekretaris: Nia
Bendahara: Edo
Departemen Program: Neneng Rohani dan Dian.

Selamat bekerja Pengurus Cabang Bekasi. Semoga amanah. Dan, silahkan pasien gagal ginjal, baik yang HD, CAPD dan Transplantasi Ginjal untuk bergabung dengan Cabang Bekasi.

 

Oleh: Peter Hari (Sekretaris Jenderal KPCDI)

Leave a Reply